banner 728x250

Sulteng Rawan Bencana, Program Studi Sosiologi Untad Laksanakan Kuliah Umum Kebencanaan

PALU – Program Studi Sosiologi Universitas Tadulako (Untad) melaksanakan Kuliah Umum Kebencanaan di Aula Fakultas dan Ilmu Politik (Fisip) Jumat 6/12/2024.

Mengingat Sulawesi Tengah merupakan wilayah dengan kondisi alam yang memiliki siklus yang tinggi terjadinya bencana alam, maka hal itulah yang melatar belakangi Program Studi Sosiologi melaksanakan kuliah umum dengan tema “Fenomena Bencana Alam di Sulawesi Tengah dan Model Mitigasi Bencana”,

Koordinator Kuliah Umum, Dr. Syufri menegaskan, kegiatan ini bertujuan membekali mahasiswa yang program mata kuliah Kajian Lingkungan Hidup (KLH) dan Sosiologi Lingkungan dan Kebencanaan (SLK) dalam memahami kebencanaan. Terkhusus mata kuliah Sosiologi Lingkungan dan Kebencanaan (SLK) merupakan mata kuliah yang baru di Prodi Sosiologi.

Mata kuliah ini di bagi atas 3 kelas, masing-masing kelas penanggung jawabnya adalah Drs. Hadisuddin Bolong, Dr. Indah Ahdiah, dan Dr. Syufri.

“Melalui kuliah umum, mahasiswa diharapkan mendapat pengetahuan tentang kondisi alam di Sulawesi Tengah, bencana alam yang terulang, istilah-istilah kebencanaan, terutama upaya mitigasi bencana yang dapat dilakukan oleh kelompok mahasiswa,” kata Dr. Syufri yang juga bertindak sebagai moderator.

Dr. Syufri juga menekankan pentingnya mahasiswa sebagai warga yang tinggal di wilayah rawan bencana, memahami dengan baik pengertian mitigasi, yaitu, serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana, sesuai UU No. 24 Thn 2007 Pasal 1 (9) dan PP No. 21 Thn 2008 Pasal 1 Ayat (6), dan Mitigasi bencana dilakukan untuk mengurangi risiko dan dampak yang diakibatkan oleh bencana terhadap masyarakat yang berada pada kawasan rawan bencana berdasar PP No. 21 Tahun 2008 Pasal 20 (1).

“Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan dapat membangun kesadaran dan meningkatkan kapasitas baik secara individu maupun komunitas sehingga dapat mengurangi resiko bencana yang lebih besar,” pungkas Dr. Syufri. (**)

banner 728x250
banner 728x250