PALU – Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, dr. Reny A. Lamadjido, tampil sebagai narasumber utama dalam dialog publik Fokus Kita yang digelar oleh Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Palu, Kamis (5/6/2025). Dialog yang mengangkat tema “Ekonomi Meningkat, Penanganan Stunting Terabaikan?” ini menjadi ruang refleksi penting atas ketimpangan antara pertumbuhan ekonomi dan kondisi kesehatan masyarakat di Sulawesi Tengah.
Kegiatan yang berlangsung di Studio RRI Palu ini turut menghadirkan Wakil Bupati Sigi, Dr. Samuel Yansen Pongi, SE., M.Si, dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala, dr. Syahriar, M.Kes sebagai narasumber pendamping.
Pada kesempatan itu, dr. Reny menyampaikan keprihatinannya terkait masih tingginya angka stunting di tengah tren positif pertumbuhan ekonomi daerah.
“Kalau kita melihat dari data yang ada, pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan ini berjalan simetris. Ekonomi meningkat, tetapi angka kemiskinan tidak menurun. Itu sebabnya saya dan Pak Gubernur menggagas program Berani Sehat dan Berani Cerdas sebagai bentuk intervensi langsung untuk membantu masyarakat,” ungkap dr. Reny.
Program Berani Sehat dan Berani Cerdas merupakan inisiatif Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah untuk memperkuat ketahanan keluarga melalui akses layanan dasar yang lebih baik di bidang kesehatan dan pendidikan. Kedua program ini ditujukan sebagai solusi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.
Lebih lanjut, dr. Reny memaparkan bahwa berbagai langkah strategis telah dilakukan dalam upaya penanggulangan stunting, mulai dari pemberian tablet tambah darah kepada ibu hamil, penyediaan makanan tambahan bergizi bagi balita, hingga edukasi masyarakat melalui program Duta 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Namun, efektivitas program-program tersebut dinilainya masih belum maksimal.
“Mungkin ada metode yang belum tepat sasaran. Karena itu kita perlu evaluasi menyeluruh agar program yang sudah berjalan benar-benar memberi dampak signifikan,” jelasnya.
Wagub juga menekankan bahwa stunting bukan hanya persoalan kesehatan, melainkan isu pembangunan jangka panjang yang menyangkut kualitas generasi masa depan.
“Stunting adalah ancaman masa depan. Jika kita tidak serius hari ini, kita sedang merusak kualitas sumber daya manusia kita dalam jangka panjang,” tegas dr. Reny.
Menutup sesi dialog, dr. Reny mengajak seluruh komponen masyarakat, pemerintah daerah, akademisi, organisasi masyarakat, dan dunia usaha untuk bersinergi dan konsisten dalam menanggulangi stunting.
“Mari kita bergandengan tangan dan bersinergi bersama-sama fokus untuk menurunkan angka stunting sesuai dengan standar nasional yang diinginkan. Jangan fluktuatif tahun ini giat, tahun depan kendor. Ini bukan semata tugas dinas kesehatan, tapi semua elemen masyarakat harus ambil bagian,” pungkasnya.
Sumber rilis dan foto : PPID Utama / Humas Pemprov Sulteng