PALU – Memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia (Harkodia) tahun 2023, Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulawesi Tengah (Sulteng) Menggelar Focus Group Discusion (FGD) di Aula Kaili lantai 6 Kantor Kejati Sulteng Jl. Samratulangi Palu.
Menghadirkan 2 orang narasumber Guru Besar Universitas Tadulako (Untad) Prof Aminuddin Kasim dan Rusmiadi sebagai advisor pengadaan barang dan jasa LKPP RI.
Acara itu dibuka Kajati Sulteng Agus Salim dihadiri para pimpinan OPD lingkup Pemprov Sulteng, mahasiswa, LSM, serta media.
Kajati Sulteng mengawali acara dengan tayangkan video slide tentang penindakan kasus korupsi yang dilakukan Kejati Sulteng belakangan ini. Video slide sekitar 1 menit itu menampilkan para tersangka korupsi ditahan pihak Kejati Sulteng.
Beberapa tersangka adalah mantan pejabat pemerintahan, termasuk dari Untad.
Tayangan ini membuat situasi FGD yang diikuti pejabat pemerintahan menjadi tegang, hingga video selesai ditayangkan.
Situasi kembali cair saat pemandu acara meminta para undangan untuk memberi aplaus alias tepuk tangan.
Kajati Sulteng Agus Salim dalam sambutannya mengatakan sengaja menayangkan video slide terkait penindakan kasus korupsi, agar menjadi peringatan bagi pejabat pemerintahan dan penyelenggara negara.
Sehingga Kajati Sulteng Agus Salim berpesan agar aparatur negara Harapkan penyelenggara berhati-hati. “Video slide tadi sebagai peringatan, kalau tidak nanti lupa,” katanya.
Lebih jauh Agus Salim mengatakan, dampak dari korupsi adalah mengambil, merampas hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat. “Karena itu korupsi disebut kejahatan luar biasa yang tak dilakukan seorang, pasti libatkan orang lain,” katanya.
Di bagian lain Kajati Sulteng Agus Salim menjelaskan tentang proses penindakan dan pencegahan. Penindakan yang diawali dari adanya informasi dugaan korupsi suatu lembaga.
Kemudian terkait pencegahan, posisi kejaksaan dalam pencegahan menjadi pendamping. Ada banyak kejaksaan terlibat dalam pendampingan proyek pemerintah sehingga tepat waktu, tepat mutu, dan tepat sasaran. (*Joem)
