Lomba Perahu Layar Menjadi Puncak Acara Kampanye Budaya dan Lingkungan Bertajuk ‘Berlayar Bersama Fatur Razaq’

PALU – Suasana semangat menyelimuti pesisir Boya Talise saat 32 perahu layar tradisional berlayar dari Donggala menuju Tawaeli dalam lomba yang digelar sebagai bagian dari kampanye budaya dan lingkungan lewat Lomba Perahu Layar Tradisional & Aksi Bersih Pantai dengan tema “Berlayar Bersama Fathur Razaq” pada Minggu (25/5/2025).

Sebagai koordinator Rembuk Pemuda Sulteng, Muhammad Fathur Razaq, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya tentang kompetisi, melainkan tentang kebangkitan budaya dan kepedulian terhadap lingkungan.

“Hari ini kita tidak hanya meramaikan sebuah perlombaan, tapi menghidupkan kembali nilai-nilai yang nyaris terlupakan: cinta budaya, solidaritas, dan kepedulian terhadap alam,” ujar Fathur.

Ia menjelaskan bahwa perlombaan perahu layar ini adalah bentuk penghormatan terhadap warisan leluhur masyarakat pesisir. Namun, semangat menjaga budaya itu harus berjalan seiring dengan kepedulian terhadap alam, khususnya kondisi pantai dan laut Sulawesi Tengah yang kini menghadapi ancaman serius akibat sampah plastik.

Baca Juga :  Si jago merah hanguskan Tempat Pengajian Al-Quran (TPA) dan rumah warga di desa Si Anjo-anjo

“Dulu kami pernah menanam 2.222 pohon di pesisir. Tapi yang tumbuh hanya 1.000. Kenapa? Karena banyaknya sampah plastik yang menghambat pertumbuhan pohon,” ungkapnya.

“Itulah kenapa kami sangat concern terhadap persoalan sampah. Ini bukan hal kecil, sampah plastik sudah masuk ke laut, jadi mikroplastik, dimakan ikan, kita makan ikannya, dan itu bisa sebabkan kanker,” ujarnya lagi.

Fathur menambahkan, ancaman lingkungan bukan lagi soal masa depan, tapi masalah yang sedang terjadi hari ini. Meski begitu, ia tetap optimis bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah-langkah kecil seperti kegiatan ini. Ia mengajak semua pihak, terutama generasi muda, untuk tidak apatis terhadap kondisi bumi.

Baca Juga :  Dua Pesawat Super Tucano Lost Contact Saat Latihan Profesiensi

“Kita ingin bangun semangat kolaborasi lintas generasi. Anak muda harus menghormati yang tua, dan yang tua pun harus menyayangi kami yang muda. Kita tidak bisa jalan sendiri. Kita butuh saling topang, saling jaga,” pesannya.

Sebelum menutup sambutan, Fathur juga menyampaikan terima kasih dan rasa bangganya kepada seluruh masyarakat yang telah mendukung kehadirannya.

“Terima kasih, ina dan manggeku semua, karena sudah memberi saya tempat untuk bisa bersilaturahmi. Mungkin itu saja dari saya. Mari jadikan hari ini sebagai momentum kebangkitan, budaya kita, lingkungan kita, dan semangat pemuda kita,” jelasnya. (*)

Loading

banner 728x250