Industri Jasa Keuangan Sulteng Stabil, Aset Perbankan Tembus Rp75 Trilyun

PALU – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tengah memastikan bahwa sektor jasa keuangan di wilayah ini tetap stabil dan tumbuh positif hingga awal tahun 2025.

Per 31 Januari 2025, total aset perbankan di Sulawesi Tengah tercatat mencapai Rp75,67 triliun atau tumbuh 16,76 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dengan penyaluran kredit sebesar Rp60,77 triliun dan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp36,93 triliun.

OJK mencatat bahwa kinerja perbankan daerah ini ditopang oleh likuiditas yang memadai dan profil risiko yang terjaga. Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan mencapai 159,52 persen, sementara rasio kredit bermasalah (NPL) masih terkendali di angka 1,54 persen.

“Industri jasa keuangan di Sulawesi Tengah menunjukkan kinerja positif, seiring edukasi dan inklusi keuangan yang terus digalakkan serta penguatan perlindungan konsumen,” ujar Kepala OJK Sulteng Bonny Hardi Putra dalam kegiatan Jurnalis Updata TW I yang dilaksanakan di sriti convention, Kamis (20/3/2025).

Baca Juga :  Kerjasama dengan Pemprov, Kejati Sulteng Gelar Pasar Murah

Dikatakan, kinerja perbankan syariah juga mengalami pertumbuhan signifikan.

Aset perbankan syariah tercatat sebesar Rp3,6 triliun, tumbuh 16,13 persen yoy. Pembiayaan syariah mencapai Rp3,13 triliun dan DPK syariah tumbuh menjadi Rp2,13 triliun.
Sementara penyaluran kredit kepada UMKM turut menunjukkan kinerja menggembirakan dengan nilai Rp17,66 triliun, tumbuh 11,35 persen yoy. Rasio kredit bermasalah untuk sektor ini tetap terjaga di angka 2,71 persen, di bawah ambang batas 5 persen.

Di sektor keuangan non-bank, pembiayaan dari perusahaan multifinance mencapai Rp7,15 triliun, naik 13,34 persen yoy. Non-performing financing (NPF) tetap terkendali di angka 1,89 persen. Sektor dana pensiun juga tumbuh dengan total aset mencapai Rp104,81 miliar dan investasi senilai Rp102,54 miliar.

Baca Juga :  PT Berau Coal dan PT Riset Perkebunan Nusantara adakan MoU untuk Pengembangan Kakao Sebagai Salah Satu Sektor Unggulan di Daerah Tambang

“Pada sisi fintech peer-to-peer lending, outstanding pinjaman mencapai Rp509,43 miliar, meningkat 59,03 persen yoy, dengan jumlah rekening aktif mencapai 159.167. Tingkat wanprestasi (TWP90) tercatat 1,72 persen,” jelas Kepala OJK Sulteng.

Sementara itu, pasar modal di Sulawesi Tengah juga mengalami lonjakan partisipasi. Per Januari 2025, jumlah rekening investasi mencapai 153.481 atau tumbuh 32,40 persen yoy. Dari jumlah tersebut, 77,19 persen merupakan rekening reksadana.

Sebagai bentuk perlindungan konsumen, OJK Sulteng telah menerima 196 layanan, termasuk 22 pengaduan, 165 informasi, dan 9 permintaan data. OJK juga aktif menindak kegiatan keuangan ilegal.
‘Sepanjang 2025, Satgas PASTI telah menghentikan 587 pinjol ilegal dan 209 entitas investasi bodong,” katanya.

Dalam rangka bulan Ramadan, OJK Sulteng menggelar program Gebyar Ramadan Keuangan Syariah (GERAK Syariah) 2025 dengan edukasi literasi keuangan dan kegiatan sosial bersama pelaku jasa keuangan syariah.

Baca Juga :  Temui Gubernur, Hiswana Migas Ingin Quota BBM dan Gas Bertambah

OJK mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap tawaran investasi tidak logis, pinjaman online ilegal, serta modus penipuan lainnya. Untuk memastikan legalitas entitas, masyarakat dapat menghubungi layanan konsumen OJK di 157 atau melalui laman resmi www.kontak157.ojk.go.id. ***

Loading

banner 728x250